RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Macam Macam Kura Kura

1.Cuora amboinensis

Kura AMBON/ patah dada/ Kuya batok/ kura katup/ kura kotak...asal sumatra sulawesi ambon..kura2 plng byk di pasaran...gampang dipelihara...jago renang...
Kura patah dada (Coura amboinensis) Kura patah dada umumnya terdapat pada sungai besar maupun kecil dengan arus lambat sampai sedang dan juga sering dijumpai di sawah.
Pada siang hari, biasanya bersembunyi di daerah pinggiran sungai yang agak rimbun dengan tumbuhan air atau rumput-rumputan. Makanannya terutama bahan tumbuh-tumbuhan tetapi juga ikan dan udang. Belum dilindungi, mudah terancam punah
kecil


batok antik


albino yg lucu


2.Cyclemys dentata-semi aquatic

Kura daun/ bali/ nenas..asal kalimantan...cmiiw...ini juga paling byk dijual...
dan bentuknya hampir sama dgn kura ceper...







3.Notochelys platynota-semi aquatic

kura ceper asal kalimantan, kura2 yg ini bedanya dgn kura2 daun ada di plastronnya ato karapas bawahnya...klo kura2 daun plastronya kehitam2an...klo kura ceper ini plastronya kekuning2an.....orang sering salah kira ini adalah kura daun....





4.Heosemys spinosa-semi aquatic

Kura matahari salah satu exotic pet indonesia asal kalimantan yg terancam punah di alam.... yg ud gede duri2nya bakalan agak2 hilang.....





albino juga


5.Callagur borneoensis-full aquatic

Beluku atau tuntong, ini termasuk kura2 langka di indo, konon hampir punah di alam bebas....n warnaya bisa berubah2 klo musim kimpoi, yg betina warnanya tdk secerah yg jantan.......









6.Manouria emys emys-kura darat..cmiiw

kura emys aka kura-kura kaki gajah aka Baning coklat dr sulawesi kura2 ini bisa jd gede bgt....cmiiw

kecil





7.Batagur baska-fll aquatic

Biuku, ampir sama ky tutong tp beda warnanya saja, klo tutong warnanya lebih cerah yg jantannya....ini juga rawan punah di alam...asal sumatera ,kalimantan...





8.Indotestudo forstenii-kura darat

forsteni aka Baning sulawesi, ini kura darat asal sulawesi keren juga kan.......





10.Siebenrockiella crassicollis-full aquatic???

kura-kura pipi putih..... asal sumatra , kalimantan, jawa
termasuk kura2 yg kecil-medium...jd yg demen kura2 imut pipi putih bisa jadi pilihan max size 20cm...
Hidupnya di sungai-sungai kecil berarus lambat, daerah tergenang seperti rawa-rawa. Meskipun dilaporkan sebagai hewan karnovira, jenis ini makan baik ikan, udang, siput maupun buah-buahan dan daun-daunan. Jenis ini akan berhenti makan apabila ada jenis lain didekatnya, sehingga sebaiknya dipelihara tersendiri





11.beiyogo

Beiyogo (Notochelys platynota) Tempat yang disukai adalah sungai berarus deras atau sedang. Makanan utamanya terdiri dari daun-daunan dan beberapa buah-buahan dan dikenal pula memakan siput dan udang Belum dilindungi, mudah terancam punah, kurang data







Macam2 Bulus.... Dari Indo

Amyda cartilaginea - Asiatic Softshell Turtle, Ind: Bulus, Kuya, Labi-labi


Chitra chitra


Dogania subplana - Malayan Softshell Turtle


-- Pelochelys bibroni - Asian Giant Softshell Turtle


Macam2 Kura2 Leher panjang

Chelodina mccordi - Roti Island Long-necked Turtle


Chelodina novaeguineae New Guinea Snake-necked Turtle


Chelodina parkeri - Parker's Snake-necked Turtle


-- Chelodina reimanni - Reimann's Snake-necked Turtle


-- Chelodina siebenrocki - Siebenrock's Snake-necked Turtle


MACAM2 KURA2 BUAYA(Snapping Turtle) INDONESIA

-- Elseya branderhorsti - Southern New Guinea Snapping Turtle



-- Elseya novaeguineae - New Guinea Snapping Turtle



-- Elseya schultzei - Northern New Guinea Snapping Turtle


lain lain
Emydura subglobosa



Geoemyda yuwonoi - Sulawesi Wood Turtle



Malayemys subtrijuga - Malayan Snail-eating Turtle



Orlitia borneensis - Borneo Giant Black Turtle




Sumber: http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?p=430777

Read comments

Perternakan Sapi Perah

PERSIAPAPN BERTERNAK SAPI PERAH

· PERSIAPAN BAHAN SUMBER MAKANAN

Persiapakanlah terlebih dahulu sumber bahan makanannya, baik berupa bahan maknan hijauan maupun kosentrat. Sediakanlah sebidang tanah ,tanamilah dengan jenis-jenis rumput unggul dan kacang-kacangan yang berkualitas baik, antara lain berupa jenis kacang-kacangan (leguminose), rumput gajah, dan lain-lain, karena bahan makanan hijauan ini harus berada dalam ransum sapi perah antara 30-45 Kg/ekor/hari (tergantung dengan kebutuhannya).

· PERSIAPAN KANDANG

Sementara itu persiapkanlah kandangnya menurut ukuran serta memenuhi syarat-syarat tertentu. Kandang sebaiknya dapat dengan mudah dibersihkan, karena hal ini penting untuk menjaga kebersihan susu pada waktu pemerahan.

· PERSIAPAN SUMBER AIR

Air harus cukup tersedia sepanjang waktu. Dari itu pesiapan mengenai sumber air ini hendaknya mendapat perhatian khusus. Jangan sekali-kali menggunakan air yang berasal dari empang atau dari sungai, karena ini merupakan sumber penularan penyakit. Usahakanlah memperoleh air yang berasal dari sumbernya yaitu dari sumur atau dari sumur pompa.

PEMILIHAN BANGSA SAPI PERAH

Salah satu persoalan yang timbul pada waktu hendak memulai usaha pertenakan sapi perah adalah menentukan pilihan akan bangsa sapi apa yang hendak diternakan. Apakah bangsa sapi Fries Holland (FH), Jersey, Quernsey, atau Ayrshire.

Akan tetapi persoalan pemilihan mengenai bangsa sapi ini bukanlah merupakan factor yang perlu dibesar-besarkan, karena yang menentukan berhasil tidaknya usaha. tergantung pada kecakapan/keterampilan peternak itu sendiri mengenai tehnik beternak yang baik guna mencapai effisiensi dalam penghasilan air susu. Perlu melaksanakan tatalaksana yang baik, pemberian makanan yang tepat dan teratur, perawatan serta usaha pencegahan terhadap penyakit.

Kalau ingin memilih bangsa sapi perah untuk memulai usaha persusuan, pertimbangkanlah factor-faktor berikut:

· Pilihlah bangsa sapi yang telah umum diternakan didaerah setempat. Umpamanya kalau didaerah itu sudah banyak memelihara bangsa sapi FH, kitapun yang baru ingin memulai dalam usaha ini dapat dijadikan pedoman akan kebaikan serta kejelekan dari bangsa-bangsa sapi itu. Hal ini penting karena kemungkinan untuk mendapakan pemasaran yang lebih cepat apabila kita nanti akan memasarkan anak-anaknya yang berlebihan ataupun mengeluarkan sebagian dari sapi-sapi kita yang berlebihan.

· Pertimbangkanlah mengenai iklin setampat, keadaan tanahnya serta kemungkinan akan persediaan makanan hijau didaerah itu.

· Pilihlah bangsa sapi yang mempunyai daya penghasil susu.

· Perhatikan mengenai kesuburan kelaminnya serta daya reproduksinya (menurunkan anak-anak yang baik).

· Kualitas daging dari sapi tersebut terutama bagi sapi-sapi yang sudah tua yang akan dikeluarkan dari perusahaan sebagai hewan potong.

MENGENAL TYPE – TYPE SAPI PERAH SECARA UMUM

1. BENTUK BADAN

· Badan berbentuk baji atau segitiga (bila dilihat dari depan, samping maupun dari belakang atas.

· Tidak gemuk, tulang-tulangnya agak menonjol dengan tidak ada kelebihan daging atau gemuk, tetapi tidak perlu kurus.

Bentuk badanyang demikian menunjukan sebagai produsen yang baik, karena sudah menjadi sifat pembawaannya untuk memproduksi air susu yang banyak. Pada umumnya sapi tersebut akan lebih gemuk pada akhir laktasi dan waktu kering, kemudian berat badannya akan menurun lagi pada waktu 3-4 minggu sesudah beranak.


2. PERUT

· Bagian perut kelihatan menjolok besarnya dibandingkan dengan besar badannya. Dengan perut yang besar ini berarti pula dapat mecerna makanan lebih banyak. Karena itu sapi yang banyak menghasilkan air susu, perut dan badab bagian tengah umumnya besar.

3. TULANG RUSUK

· Tulang rusuk melengkung keluar, sehingga jarak diantara dua tulang rusuk kira – kira dapat diletakkan 4 jari berjajar.

· Bingkai dada lebar dan dalam

4. TANDA – TANDA ALAT PENGHASIL SUSU YANG SUBUR

Ambing:

· Cukup bersarnya serta mengandung tenunan – tenunan kelenjar yang bula diraba terasa berbutir dan lunak. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa sapi akan berproduksi lebih lama.

· Bentuk Ambang harus symetris, panjang, lebar dan tergantung kuat. Terdapat celah antara bagian kanan dan kiri.

· Menjulur tinggi ke belakang dan jauh ke arah depan sampai di bawah perut serta tidak terlalu menggantung

· Kulit Ambing terasa halus dan lemas bila diraba serta pada perabaan tidak terdapat bagian – bagian jaringan yang mengeras atau berbungkul – bungkul.

Putting Susu:

· Besarnya sama, letaknya symetris dalam segi empat

· Jarak antara putting yang satu dengan yang lainya cukup lebar.

Vena Susu:

· Yang dimaksud dengan vena susu adalah pembulu darah balik yang terdapat dibawah perut, mulai dari tali pusar sampai ambing susu. Vena ini dapat dijadikan pedoman untuk nilai tinggi rendahnya air susu yang di hasilkan

· Vena susu harus tampak besar, panjang perkelok – kelok serta banyak cabang – cabangnya. Maksudnya adalah semakin banyak aliran darah yang menuju ke ambing, semakin banyak pula zat – zat makanan yang dibawahnya untuk diproses menjadi air susu.

Sumber Susu:

Adalah tempat jalan masuknya vena susu kedalam rongga perut. Sumber susu harus Nampak besar dan banyak, tidak berobah – obah sehingga dapat dijadikan pedoman dalam seleksi sapi perah yang sedang kering

Tanda – tanda lain:

· Punggung: kuat dan lurus serta pinggang yang lebar dan sama tingginya dengan punggung

· Panggul: panjang, lebar dan hampir sama tingginya dengan punggung

· Pangkal ekor: rata

· Perangai: aktip, lincah tetapi tenang dan tidak mudah gugup.

TANDA – TANDA SERTA SIFAT – SIFAT

A. Friesian Holstein

Tanda – tanda:

· Warna tubuh belang hitam putih. Bulu ekor serta kaki bagian bawah berwarna putih.

· Pada dahi umumnya terdapat warna putih berbentuk segitiga

· Badannya besar dibandingkan dengan sapi lainnya dan berbentuk baji

· Pada yang betina, ambing besar, kepala panjang dan sedikit sempit serta lurus.

· Tanduk pendek menjurus ke depan serta membengkok ke dalam

· Paha lurus dan pundak sedikit bulat

Sifat – Sifat:

· Pada yang betina sifat pembawaannya tenang dan junak sedang yang jantan agak liar

· Sifat menurunkan keturunanya (reproduksi) baik, sedang anak yang dilahirkan besar dan kuat

· Dewasa kelamin pada sapi dara, tidak begitu cepat, sehingga sapi – sapi dara baru dapat dikawinkan setelah berumur antara 15 – 18 bulan dan beranak pertama kali pada umur 2 – 2,5 tahun

· Tidak begitu tahan terhadap panas. Sangat sesuai daerah yang bersuhu 15 – 20oC, akan tetapi mudah menyesuaikan diri terhadap iklim lingkungannya dan terhadap makana di daerah setempat

· Mempunyai kemampuan untuk menghasilkan air susu yang banyak dibandingkan dengan bangsa sapi perah lainnya, produksi susu berkisar antata 2500 – 4000 liter dalam 1 masa laktasi (305 hari)

· Kwalitas daging sebagai hewan potong adalah lebih tinggi dibandingkan dengan sapi perah lainnya, terutama sapi jantan muda yang telah dikebiri.

B. Sapi Grati

Sapi Grati merupakan sapi perah yang berada di daerah Jawa Timur yaitu di Grati. Sapi perah ini berasal dari hasil persilangan bansa sapi asli Indonesia yaitu sapi Jawa dan Madura dengan sapi FH, Ayshire, Yersey. Pada sapi Grati ini darah FH nampak paling menonjol. Tanda – tanda serta sifat – sifatnya hampit sama dengan sapi FH.

C. Sapi Jersay

Sapi ini berasal dari Inggris bagian Selatan. Sapi ini termasuk sapi perah yang kecil, tapi umunya bentuk badannya paling baik diantara bangsa – bangsa sapi perah lainya.

Tanda – tandanya:

· Warna coklat muda, kekuning – kuningan ada bercak – bercak kemerah – merahan. Pada bagian – bagian badannya yang tertentu kadang – kadang ada warna putihnya

· Yang jantan berwarna agak lebih tua

· Tanduknya agak menjurus ke atas dengan ukuran sedang, lebih pajang dari tanduk sapi FH.

Sifat – sifatnya:

· Kurang tenang dan lebih muda tergangu oleh perubahan – perubahan sekitarnya

· Lebih tahan panas

· Waktu dewasa kelaminnya lebih cepat

· Berat badan: Sapi jantan 625 kg

Sapi betina 425 kg

· Produksi susu: 2500 liter dalam 1 masa laktasi

D. Sapi Guernsey

Tubuhnya lebih besar dari sapi Yersey. Asalnya dari Inggris, bentuk badannya hampir serupa dengan sapi Yersey hanya lebih besar dan kuat.

Tanda – tandanya:

· Warna kuning tua dengan belang – belang putih. Warna putih pada umumnya terdapat pada bagian muka, daerah perut dan keempat kakinya

· Tanduknya menjurus ke atas dan agak condong kedepan dan ukurannya sedang

Sifat – sifatnya:

· Lebih tenang dari sapi Yersey, tapi tidak setenang sapi FH.

· Waktu dewasa kelaminnya cepat, akan tetapi sedikit lebih lambat dari pada sapi Yersey

· Berat badannya : Sapi jantan : 700 kg

Sapi betina : 475 kg

· Produksi susu : 2750 liter dalam 1 masa laktasi


SELEKSI SAPI PERAH

1. Maksud dan Tujuan Seleksi:

Ialah untuk mendapatkan sapi – sapi betina dewasa yang hendak dijadikan bibit dalam kelanjutan suatu usaha persusuan yang berdasarkan pada daya menghasilkan air susu yang tinggi baik kwalitas maupun kwantitasnya seta daya reproduksinyapun cukup baik.

Kemampuan berproduksi seekor sapi 30% dipengaruhi oleh sifat – sifat keturunan (genetis) dan 70% dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti makanan, tatalaksana, iklim, penyakit dan lain – lain.

2. Cara – cara Seleksi:

Seleksi dijalankan dengan menilai:

a. BANGSA SAPI

Untuk meilih bangsa sapi perah mana yang akan diusahakan dalam usaha kita, beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

a) Bangsa sapi perah yang paling banyak digunakan di daerah tersebut, karena sapi –sapi perah yang telah biasa dipelihara disuatu daerah, berarti telah beradaptasi pada daerah yang bersangkutan

b) Bila telah dapat ditentukan bangsa sapi yang akan dipelihara, tindakan selanjutnya adalah memilih sapi – sapi dengan tanda dan sifatnya yang sesuai dengan ketentuan bangsa sapi yang dipilihnya

b. SILSILAH

Untuk mengetahui mengenai silsilah ini, harus berdasarkan kartu khusus mengenai silsilah dari masing masing individu. Oleh karena itu perusahaan – perusahaan sapi perah sedapat mungkin membuat catatan mengenai silsilah untuk tiap – tiap ekor sapi. Yang perlu diperhatikan dalam menseleksi silsilah dari masing – masing individu, antara lain:

a) Kemampuan memproduksi air susu yang tinggi

b) Keadaan reproduksinya, termasuk keadaan dari anak – anak anak diturunkannya

c) Kesehatan

d) Kesuburan kelaminnya

e) Lamanya masa laktasi

f) Kecepatan dewasa kelaminnya

c. BENTUK – BENTUK TYPE PERAH

Seleksi terhadap bangun dan bentuk sapi perah merupakan suatu tindakan pendahuluan dalam memilih sapi dari satu kelompok sapi. Ada hal – hal yang perlu diperhatikan dalam seleksi ini:

a) Badan

b) Punggung badan

c) Bagian pinggul

d) Bagian mulut

e) Kaki

Demikan beberapa factor yang perlu diperhatikan untuk memilih sapi –sapi yang akan dipelihara. Factor – factor tersebut diatas sekali lagi, hanyalah merupakan suatu cara untuk memilih sapi dari kelompok – kelompok sapinya.

d. UMUR

Soal umur menentukan tinggi rendahnya produksi susu. Untuk menentukan umur harus dilihat dari gigi seri sapi tersebut. Pada sapi FH, produksi susu yang tertinggi pada umumnya dicapai pada umur 7 – 8 tahun. Penurunan produksi susunya jelas terlihat setelah umur 10 tahun.

e. SIFAT – SIFAT SAPI PERAH

Para umumnya sapi perah yang mempunyai sifat kurang jinak, nakal atau mudah terkejut, tidak baik untuk diternakan. Selain sukar dalam pemeliharaannya ataupun dalam mengadakan pemerahannya, juga sapi – sapi yang mudah gugup (nervous) umumnya berproduksi rendah, karena dengan sifat gugup tsb, akan diproduksi hormone estrogen yang dapat menetralisir oxytoxin, hingga produksi susu terhambat.

f. KESEHATAN

Terutama diperhatikan dari catatan – catatan mengenai penyakit – penyakit yang telah pernah menyerang sapi tersebut. Umpamanya, sapi – sapi tersebut harus bebas dari penyakit TBC, Abortus Bang (penyakit keguguran yang mudah menular) serta penyakit –penyakit lain yang merugikan.

MASA – MASA MENJELANG PERKAWINAN

1. MENGAMATI DAN MENGENAL HEWAN BERAHI:

Pengamatan berahi ini paling sedikit harus dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan petang hari. Pengamatan dapat dilakukan langsung di kandang atau sebaiknya dikelompokkan dan dilepaskan beberapa waktu dalam suatu halaman kandang untuk diamati selama 30 – 60 menit. Mengamati sambil lalu saja yaitu sewaktu member makanan di kandang, biasanya tidak memuaskan.

2. TANDA – TANDA BERAHI:

Tingkah laku hewannya:

· Sapi tersebut tidak tenang, gelisah, ekor sering diangkat – angkat

· Nafsu makan menurun dan jarang – jarang kelihatan ia melumah makanannya.

· Dalam beberapa kasus sapi – sapi tersebut menguak – nguak

· Bila dikelompokan dan dilepaskan dihalaman maka sapi yang sedang menjelang berahi mencoba menaiki sapi betina lainnya dan akan diam bila ia dinaiki temannya

Dari alat kelamin luarnya (vulva)

· Alat kelamin luarnya kelihatan membengkak, agak lebih merah dari biasanya dan bila diraba terasa hangat

· Terlihat seuntai lendir menggantung dari alat kelamin luarnya. Lendir kelihatan tebal, bening dan menggantung di sekeliling pangkal ekor

· Pada sapi yang masih dara, biasanya terlihat sedikit darah pada lendir yang menggantung, sedangkan pada sapi dewasa biasanya produksi susunya menurun.

3. MENGAWINKAN SAPI:

Sebaiknya sapi – sapi perah yang habis melaihirkan dapat dikawinkan lagi setelah 2 bulan kemudian. Lebih baik kalau dikawinkan antara 60 – 90 hari sehabis melahirkan, yaitu pada berahi ke II.

Pedoman praktis untuk mengawinkan sapi:

Berahi yang perama kali terlihat:

Saat sebaiknya untuk dikawinkan/diinseminasi.

Terlambat untuk menjajmin hasil baik:

*Pada hari (sebelum jam 9 pagi)

*Siang hari (jam 9 – 12)

*Sore hari

Hari itu juga yaitu hampir sore hari.

Pada waktu sore itu juga atau pagi – pagi besoknya sebelum jam 9 pagi.

Pada pagi hari sampai dengan jam 10 besok harinya

Hari berikutnya (siang esok harinya)

Setelah jam 10 pagi besok harinya

Sesudah jam 2 sore besoknya

Kesimpulan: Sapi – sapi betina yang telihat pertama kali berahi pada pagi hari, harus dikawinkan pada hari itu juga. Sedangkan yang mulai berahi pada sore hari, sebaiknya dikawinkan pada pagi besoknya.

Catatan: * Lamanya cyclus berahi: 18 – 24 hari (rata – rata 21 hari)

* Lamanya masa estrus (berahi): 12 – 24 jam (rata – rata 18 jam)

* Saat yang paling baik untuk dikawinkan yaitu setelah 6 jam sejak berahi

* Waktu terbaik untuk dikawinkan lagi sesudah sapi beranak ialah 60 – 90 hari


4. IKHTISAR:

HUBUNGAN ANTARA

LAMANYA BERAHI DENGAN WAKTU YANG

TEPAT MENGAWINKAN/INSEMINASI

Terlalu cepat

Baik

Terbaik untuk dikawinkan/inseminasi

Baik

terlambat

Jam: 0 6 9 18 24 29

Sebelum berahi waktu berahi sesudah berahi hidupnya sel

(8 – 10 jam) (18 jam) (10 jam) telur (6 – 10 jam)

*Mencium sapi – sapi lain *Berdiri diam sewaktu di naiki *Tidak mau dinaiki

*Mencoba menaiki sapi – sapi lain *Sering – sering menguak *Lendir jernih masih keluar

*Vulva basah, merah, bengkak *Gelisah

*Dinaiki sapi lain tidak menolak *Naiki sapi – sapi lain

*Kurang nafsu makan

*Vulva bengkak basah, merah

*Keluar lendir jernih

*Putil mata melebar

Kemungkinan terjadinya kebuntingan bila dikawinkan/diinseminasi pada saat – saat:

ü Permulaan berahi : ………………………………………………… 44 %

ü Pertengahan berahi : ………………………………………………… 82 %

ü Akhir berahi : ………………………………………………… 75 %

ü 6 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 62,5 %

ü 12 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 32,5 %

ü 18 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 28,0 %

ü 24 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 12,0 %

ü 36 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 8,0 %

ü 48 jam sesudah berahi : ………………………………………………… 0,0 %

5. MASA KEBUNTINGAN:

Lamanya masa kebuntingan pada sapi perah (F. H.) rata – rata 9 bulan atau 279 hari. Adakalanya 240 – 330 hari.

6. KEGAGALAN MENJADI BUNTING:

Apabila sapi telah mengalami 3 – 4 kali perkawinan masih juga timbul tanda – tanda berahi dan sapi masih minta kawin, dalam hal ini perlu dimintakan bantuan kepada tenaga ahli yang telah dilatih dibidang pemberantasan Sterilitas untuk diadakan pemeriksaan dan diberikan pengobatan.


BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN

DALAM TATALAKSANA PERTERNAKAN SAPI PERAH

A. UMUR BERANAK PERTAMA KALI:

Sapi FH atau keturunannya diharapkan dapat berternak pertama kali pada umur 2 – 21/2 tahun, asalkan tatalaksana dan kwantitasnya serta diberikan secara teratur.

B. LAMA LAKTASI:

Tergantung pada:

- Umur

- Kondisi sapi waktu beranak

- Lama masa kering sebelumnya

- Banyaknya makanan yang diberikan pada sapi yang sedang laktasi

C. MASA KERING:

Masa kering yang baik adalah kurang lebih 2 bulan. Apabila masa kering ini terlalu lama, kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada alat reproduksinya, kesuburannya akan berkurang dan akan sulit terjadinya kebuntingan kembali pada masa – masa yang akan datang. Selain dari pada itu, bila sapi – sapinya berproduksi tinggi, maka kering yang lebih dari 2 bulan amat merugikan, karena produksinya tidak dimanfaatkan semaximal mungkin.

D. CALVING INTERVAL

Calving Interval adalah jarak antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya, dan merupakan kunci sukses dalam usaha peternakan sapi perah di samping produksi susu rata – rata yang tinggi.

· Calving Interval yang baik adalah 12 – 14 bulan.

· Bila lebih pendek dari pada 320 hari akan menyebabkan penurunan produksi susu sebesar 9% dari masa laktasi yang sedang berjalan dan 3,7% pada laktasi yang akan dating

· Bila calving diperpanjang sampai 15 bulan, produksi susu dari laktasi yang akan datang juga naik kurang lebih 3,5%

· Calving Inteval yang panjangnya lebih dari 14 bulan adalah tidak ekonomis

E. PEMAKAIAN TENAGA KERJA:

Untuk mendapatkan efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja, sebaiknya 6 – 7 ekor sapi dewasa cukup dibutuhkan seorang tenaga kerja saja. Makin banyak sapi yang dipelihara dalam suatu perternakan, makin effisien tenaga yang dibutuhkan.

P E M E R A H A N

1. SYARAT – SYARAT PERMERAHAN

Untuk Mendapatkan air susu yang benar – benar sehat perlu diperhatikan hal – hal berikut:

a) Kesehatan sapi

b) Kesehatan dari sepemerahnya

c) Kebersihan

2. PERSIAPAN PEMERAHAN

a. Bersihkan kandang di mana sapi akan diperah dari segala kotoran, air kencing sapid an sisa – sisa makanan yang berbau

b. Sebaiknya sapi yang hendak diperah, diberikan makanan penguat terlebih dahulu supaya sapi tersebut dalam keadaan fit/ baik dan sehat.

MAKANAN SAPI PERAH

Pada umumnya makanan pokok bagi ternak sapi perah terdiri dari:

1. Makanan Hijauan

Merupakan bahan makanan yang kaya akan kandungan vitamin dan tinggi kada serat kasarnya. Misalnya: *Rumput > Pemberian: 35 – 50 kg/ekor/hari,

*Leguminose> Pemberian: Leguminose yang dicampur dengan rumput unggul, jangan melebihi 1/3 jumlah berat hijauan per ekor/hari.

2. Makanan Konsentrat (penguat):

Makanan konsentrat/penguat adalah bahan makanan yang kaya akan kandungan zat – zat makanan seperti: kadar protein, lemak, kabohidrat, mineral dan tinggi nilai energinya.


R E C O R D I N G

Apabila hendak menjalankan, seleksi di antara hewan – hewan kita sendiri untuk dapat menentukan sapi – sapi mana yang baik, mana yang kurang baik untuk di keluarkan dari peternakan/perusaahan, jalan satu – satunya adalah dengan melakukan pencatatan dan meneliti hal ikhwal dari tiap – tiap ekor sapi.

Pencatatan (record) hendaknya dibuat sedemikan rupa, ringkas, jelas dan mudah dibaca/dipahami.

· Maksud dan Tujuan Recording:

Adalah Sebagai sumber informasi/keterangan bagi peternak pengusaha dalam menentukan keputusan tatalaksana yang akan diambil.

Tanpa informasi tertulis yang tepat dan jelas atau hanya berdasarkan perkiraan saja, maka peternak dapat membuat keputusan yang salah dan merugikan.

· Macam – Macam Recording:

Hal – ikhwal yang perlu dicatat antara lain terhadap:

o Ciri – ciri ternak

o Jumlah produksi susu dari masing – masing sapi setiap hari dan setiap bulannya

o Hasil pemeriksaan kadar lemak dari air susu masing – masing sapi setiap bulan

o Daya reproduksimya, termasuk perkawinan dan kelahiran pedet – pedetnya

o Silsilah/keturunan

o Sifat – sifat sapi yang bernilai ekonomis,

o Hasil pemeriksaan terhadap kesehatan, vaksinasi yang pernah dilakukan.

· Faedah Recording

o Dapat segera diketahui sapi – sapi yang baik dan mana yang kurang baik yang perlu dikeluarkan dari peternakan

o Dengan diketahui ada kenaikan dan penurunan produksi air susu setiap harinya sehingga peternakan dapat segera menyesuaikan dan jumlah ransum yang diberikan

o Lebih mudah mengetahui adanya sapi – sapi yang sakit dengan melihat penurunan produksinya


KANDANG SAPI PERAH

1. SYARAT – SYARAT PEMBUATAN KANDANG

Dalam pembuatan kandang, perlu diperhatikan factor – factor berikut:

a. Cukup mendapat sinar matahari

b. Ventilasi cukup

c. Kekeringan

d. Persediaan air harus cukup

e. Saluran pembuangan

2. KONSTRUKSI KANDANG

Kontruksi kandang dibuat sedemikan rupa sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan dengan praktis dan mudah, seperti membersikan kandang, member makanan pada sapi – sapi, melakukan pemerahan dan sebagainya.

Buatlah kandang – kandang yang bersekat di antara masing – masing sapi. Demikan juga alat – alat tempat makanan atau tempat minum yang terpisah untuk setiap ekornya.

Luas kandang perekor sapi kurang lebih 2,35 X 1,65 m2 yang masing – masing terpisah oleh sekat.

3. MACAM – MACAM KANDANG:

a. Menurut Kontruksinya:

o Kandang Tunggal: terdiri atas satu baris kandang saja.


Keterangan Gambar:

· Lantai terbuat dari kayu yang tersusun rapi sedemikan rupa sehingga kotoran sapi/air kencing bias lolos ke bawah kolong kandang. Dengan demikian lantai tersebut mudah di bersihkan, sedangkan kotoran yang menumpuk di bawah kolong dengan mudah dapat di ambil dan dibersihkan

· Jarak antara permukaan tanah dengan lantai kandang sekitar 10 – 15 cm

· Antara sapi yang satu dengan yang lain dibuat sekat pemisah, demikan juga tempat makanan yang terletak di luar kandang untuk masing – masing sapi harus terpisah

· Lebar kandang 1,35 M tiap ekor sapi (jarak antara sekat yang satu dengan yang lain)

· Ukuran kandang seperti gambar

o Kandang ganda: terdiri dari dua baris kandang yaitu

§ Saling berhadapan kepala

Antara kepala yang satu dengan kepala yang lain dibuatkan oleh sekat yang rendah

§ Berlawana yaitu sapi – sapi saling bertolak belakang antara ekor satu dengan yang lain dibuat jalur untuk orang atau sapi keluar masuk kandang.

Kandang ganda

Bertolak belakang

Keterangan Gambar:

· Lantai terbuat dari beton

· Pada lantai bagian belakang dari sapi – sapi, dibuat selokan (parit) kecil dengan ukuran 0,15 – 0,20 m, agar air kencing atau pembersih kandang dapat dengan mudah mengalir keselokan (jarak antara parit kiri dan kanan kira - kira 1 M untuk jalan)

· Sekat antara sapi satu dengan yang lain, terbuat dari besi bulat yang dilengkungkan

· Tempat makanan terletak diluar kandang, di depan sapi

· Ukuran kandang seperti di atas.

b. Menurut Kegunaannya:

a) Kandang pejantan: harus lebih luas dan kuat

b) Kandang sapi betina

c) Kandang untuk berternak

d) Kandang pedet

e) Kandang untuk mengasingkan sapi – sapi yang sakit atau yang baru datang dari luar

f) Kandang untuk memerah

Disarankan agar menyelenggarakan pemerahan hendaklah di dalam suatu tempat yang khusus untuk memerah susu.

Tempat itu dapat dibuat sesederhan tapi cukup dapat mencegah pencemaran dari luar yang dapat menurunkan mutu dan kesehatan dari air susu.

Antara lain: - Bebas dari debu

- Tidak berlumpur

- Tidak dekat dengan jalan umum.

PENYAKIT PADA SAPI PERAH

Penyakit hewan menular yang membahayakan perusahaan/peternakan sapi perah di Indonesia, pada umumnya terdiri dari penyakit – penyakit:

1. Tuberculose (TBC)

2. Gugur menular (Brucellosis = Abortus Bang)

3. Radang Limpa (Anthrax)

4. Penyakit Mulut dan Kuku (Aphthae Epizootica)


Read comments